Senin, 22 Agustus 2016

Model Belajar "TABOT"

A.      Pendahuluan

      Kurikulum Tingat Satuan Pendidikan Edisi 2006 yang disingkat dengan KTSP, telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah, masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Kondisi ini dapat dilihat dari : (1) Rencana Pelakanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru; dan (2) Cara guru mengajar di kelas masih tetap menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah-ekspositori.
          Demikian juga halnya yang terjadi pada sekolah menengah kejuruan (SMK) dimana Guru masih dominan dalam pembelajaran. Guru masih menjadi penyaji materi pelajaran dan siswa penonton atau dengan kata lain guru aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi peradigma membelajarkan siswa. Padahal, tuntutan KBK, pada penyusunan RPP menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain, jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup dan penghidupannya sebagai insan mandiri.
     Pendidikan kejuruan didefinisikan sebagai “vocational educational is simply training for Skills, training the hands” (Vocational Instructional Service, 1989). Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai suatu keterampilan, yaitu keterampilan tangan. Schippers (1994), mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
           Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Selanjutnya Calhoun (1982:22) mengemukakan : Vocational  education is concerned with preparing people for work and with improving the training potential of the labor force. It covers any forms of education, training, or retraining designed to prepare people to enter or to continue in employment in a recognized occupation. Berdasarkan pada definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah. Dapat dikatakan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Tujuan pendidikan kejuruan menurut  Prosser (1949) adalah pendidikan kejuruan untuk  merubah individu sesuai dengan perhatian, sifat dan tingkat intelegensinya pada tingkat setinggi mungkin, artinya setelah melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) para peserta latihan meningkat keterampilannya. Acuan keberhasilan suatu program pendidikan kejuruan menurut pendapat Lesgold (1996), yaitu harus memperhatikan : (1) Sasaran produk haruslah terdefinisi secara baik, akurat, dan jelas yang merupakan interaksi yang intens antara sekolah dengan masyarakat, (2) perlengkapan (sarana dan prasarana) yang dibutuhkan untuk mencapai yang telah ditetapkan haruslah mencukupi, sehingga merupakan unsur penjamin bahwa sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara baik, (3) spesifikasi tim sukses atau tim pelaksana program yang akan bertanggung jawab terhadap keberhasilan sasaran haruslah lengkap dan jelas, (4) penelitian atau pengkajian terus menerus dan berkesinambungan agar dapat diketahui, sehingga langkah perbaikan dan penanggulangan dapat ditetapkan segera.
Pada dasarnya pendidikan kejuruan menurut Indrajati Sidi (2003) berdasarkan kebutuhan nyata pasar keja. Untuk dapat merealisasikan program ini maka peran serta dunia usaha dan industri sangat diperlukan. Bahkan perlu mendudukkan mereka dalam posisi yang penting, sehingga program kejuruan ditawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sistem pendidikan kejuruan yang memberikan standar kompetensi nasional yang baku. Standar kompetensi, standar kurikulum dan standar pengujian dimaksudkan untuk menjamin bahwa sistem pendidikan kejuruan benar-benar memberikan kompetensi yang telah dibutuhkan oleh industri. Oleh karenanya ukuran mutu tamatan pendidikan kejuruan tidak hanya dilihat dari hasil Ujian Akhir Nasional., tetapi juga dari kompetensi yang dicapai. Ketercapaian kompetensi dilihat dari keterampilan. Setiap keterampilan yang dicapai diberikan sertifikat oleh lembaga yang berwenang seperti majelis pendidikan kejuruan nasional (MPKN).
UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan tersebut dapat dijabarkan lagi oleh Dikmenjur (2003) menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut :
1.        Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, (2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
2.        Tujuan khusus, SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3.        Kompetensi lulusan pendidikan kejuruan sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional menurut Depdikbud (2001) adalah : (1) penghasil tamatan yang memiliki keterampilan dan penguasaan IPTEK dengan bidang dari tingkat keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, (2) penghasil tamatan yang memiliki kemampuan produktif, penghasil sendiri, mengubah status tamatan dari status beban menjadi aset bangsa yang mandiri, (3) penghasil penggerak perkembangna industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global, (4) penghasil tamatan dan sikap mental yang kuat untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Dikmenjur (2000) mengatakan bahwa hasil kerja pendidikan harus mampu menjadi pembeda dari segi unjuk kerja, produktifitas, dan kualitas hasil kerja dibandingkan dengan tenaga kerja tanpa pendidikan kejuruan. (https://wakhinuddin.wordpress.com/, diakses tanggal 26 Juni 2015)
Berdasarkan pada faktor-faktor seperti tersebut, selanjutnya Departemen Pendidian Nasional berniat untuk memperbaik sistem pembelajaran di sekolah dengan meluncurkan kurikulum 2013. Namun dalam perjalannya menimbulkan pro dan kontra di sekolah. Mulai dari ketidaksiapan sekolah, kesiapan guru dan penyelenggara pendidikan lainnya, sehingga kurikulum 2013 di hentikan sementara oleh Mendikbud (Bapak Anies Bawesdan) sambil menunggu hasil evaluasi oleh TIM yang ditunjuk.
Penulis tertarik untuk mengkaji masalah pembelajaran di sekolah, khususnya di SMK, karena proses pembelajaran di SMK memiliki keunikan tersendiri yaitu (1) sekolah perlu mempersiapkan siswa pada penguasaan mata pelajaran sebagaimana sekolah umum lainnya dan (2) sekolah perlu menyiapkan pembelajaran yang ditujukan untuk kesiapan lulusan memasukki dunia kerja. Sehingga sekolah perlu menerapkan model pembelajaran yang cocok untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran. Tulisan ini membahas tentang model pembelajaran di SMK, dengan harapan semoga model ini dapat membantu sekolah untuk menyiapkan proses pembelajaran yang efektif di SMK.

B.   
Tujuan Pembuatan Model Pembelajaran
Salah satu program khusus di SMK adalah penyiapan siswa untuk memilki kompetensi yang sesuai dengan paket keahlian yang dipilihnya. Kompetensi (competency) adalah kata baru dalam bahasa Indonesia yang artinya setara dengan kemampuan. Siswa yang telah memiliki kompetensi mengandung arti bahwa siswa telah memahami, memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Dengan perkataan lain, ia telah bisa melakukan (psikomotorik) sesuatu berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup (life skill). Inilah hakikat pembelajaran, yaitu membekali siswa SMK untuk bisa hidup mandiri kelak setelah ia dewasa tanpa tergantung pada orang lain, karena ia telah memiliki komptensi, kecakapan hidup. Dengan demikian belajar tidak cukup hanya sampai mengetahui dan memahami.
Kompetensi siswa yang harus dimilki selama proses dan sesudah pembelajaran adalah kemampuan kognitif (pemahaman, penalaran, aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, koneksi, komunikasi, inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi, kreativitas, pemecahan masalah), kemampuan afektif (pengendalian diri yang mencakup kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian impulsi, motivasi aktivitas positif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi dan kepribadian yang mencakup kemampuan  argumentasi, presentasi, prilaku). Istilah psikologi kontemporer, kompetensi / kecakapan yang berkaitan dengan kemampuan profesional (akademik, terutama kognitif) disebut dengan hard skill, yang berkontribusi terhadap sukses individu sebesar 40 % . Sedangkan kompetensi lainnya yang berkenaan dengan afektif dan psikomotorik  yang berkaitan dengan kemampuan kepribadian, sosialisasi, dan pengendalian diri    disebut dengan soft skill, yang berkontribusi sukses individu sebesar 60%. Suatu informasi yang sangat penting dan sekaligus peringatan bagi kita semua.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, perlu diperhatikan bahwa untuk dapat membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya  belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Model adalah suatu pegangan praktis dalam pengelolaan pengajaran di dalam kelas. Model tersebut mencakup semua komponen pokok yang harus dipertimbangkan dan diatur oleh tenaga pengajar.  Dalam BKKI, model adalah (1) pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dr sesuatu yg akan dibuat atau dihasilkan; 2 orang yg dipakai sbg contoh untuk dilukis (difoto); 3 orang yg (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yg akan dipasarkank; (4) barang tiruan yg kecil dng bentuk (rupa) persis spt yg ditiru (http://kbbi.web.id/model, diakses tanggal 26 Juni  2015).

C.    Pengembangan Model Konseptual Pembelajaran
Model konseptual pembelajaran yang penulis kembangkan adalah berdasarkan pada prinsip belajar secara aktif dan secara reaktif (pasif). Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangakan belajar reaktif indikatornya adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajar, mengabaikan kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, menghindar dari kegiatan.
Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah siswa harus sebaga subjek, belajar dengan melakukan mengkomunikasikan sehingga kecerdasan emosionalnya dapat berkembang, seperti kemampuan sosialisasi, empati dan pengendalian diri.     Hal ini bisa terlatih melalui kerja individual-kelompok,diskusi, presentasi, tanya-jawab, sehingga terpuku rasa tanggung jawab dan disiplin diri.
Prinsip belajar yang dikemuakan leh Treffers (1991) adalah memiliki indikatro mechanistic (latihan, mengerjakan), structuralistic (terstrutur, sitematik, aksionmatik), empiristic (pengalaman induktif-deduktif), dan realistic-human activity (aktivitas kehidupan nyata). Prinsip tersebut akan terwujud dengan melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan keterlibatan intelektual-emosional, kontekstual-trealistik, konstruksivis-inkuiri, melakukan-mengkomunikasikan, dan inklusif life skill.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK, penulis mencoba membuat model pembelajaran yang penulis beri nama TABOT. Model ini penulis kembangkan atau modifikasi dari Model CBSA. Kata tabot adalah berasal dari budaya lokal Bengkulu. Masyarakat Bengkulu sudah menjadikan TABOT sebagai budaya spiritual yang dilakukan setiap bulan Muharam, sebagai wujud kepedulian masyarakat Bengkulu yang menghargai perjuangan Hasan dan Husen (Cucu Nabi Muhammad). Upacara ritual dilakukan di daerah Karahbelah Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu. Upacara ritual dilakukan didaerah ini karena di areal pemakaman Karahbelah dikebumikan tokoh agama yang berpengaruh di Bengkulu.
Modifikasi TABOT dalam pembelajaran menurut penulis, adalah dengan memberikan arti dari kata TABOT yaitu :
T    :     Terampil
              Siswa SMK harus kompeten dalam melaksanakan bidang / tugas  pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya. Demikian juga halnya dalam pembelajaran, siswa SMK harus terampil menyelesaikan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran.
A    :      Asli
              Siswa SMK diharapkan dapat menunjukkan hasil produk yang dibuatnya sendiri dalam pelaksanaan praktik pembelajaran di sekolah.
B    :      Bermutu
              Hasil pekerjaan siswa SMK selama proses pembelajaran senantiasa berorientasi pada mutu, sehingga hasil praktik siswa SMK dapat mempunyai nilai jual (mengembangkan konsep kewirausahaan).

O    :      Otentik
              Otentik yang penulis maksudkan adalah menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan konsep penilaian ini, diharapkan pemantauan pengetahuan dan keterampilan siswa dapat dilakukan dalam rangka membantu siswa meningkatkan kompetensinya.
T    :      Terkini
              Untuk menghasilkan inovasi pembelajaran di SMK, maka pembelajaran selalu diupayakan menghasilkan produk-produk terkini. Dengan konsep ini, diharapkan hasil pembelajaran khususnya mata pelajaran produktif akan menghasilkan karya-karya terbaru siswa SMK.

D.    Landasan Psikologi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran
          Landasan psikologi pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran ini adalah menggunakan kombinasi psikologi pembelajaran sebagai berikut :
1.    Humanistik
q  Menekankan pada kebebasan individu
q  Berorientasi pada learner (peserta didik)
q  Guru berperan sebagai fasilitator
       Implementasi dalam pembelajaran :
       Adanya kebebasan peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan

2.    Behaviorisme
q  Pengelolaan kondisi belajar untuk perubahan prilaku peserta didik
q  Perubahan prilaku belajar harus dapat diamati dan dapat diukur
q  Pembelajaran menggunakan reinforcement, feedback, behavioral objectives, pengukuran thd hasil belajar
Implementasi dalam pembelajaran :
Perubahan prilaku peserta didik melalui pengaturan lingkungan dan pengelolaan stimulus-respon

3.    Koginitifisme
Tingkat perkembangan berpikir peserta didik dipengaruhi
q   Kematangan intelektual
q   Interaksi dengan lingkungan
q  Transmisi sosial (belajar dari orang lain)
q  Pembelajaran menggunakan konsep learner characteristics, role of prior knowledge
Implementasi dalam pembelajaran :
Perubahan struktur kognitif peserta didik adalah tujuan utama pembelajaran

4.    Kontruktivistik
       Perkembangan kemampuan belajar peserta didik dipengaruhi oleh :
q  Peserta didik berpikir sendiri untuk memaknai suatu peristiwa
q  Berpikir kolaboratif untuk berbagai makna atas peristiwa
q  Menghubungkan pengalaman masa lalu dengan peristiwa belajar
q  Proses mengkonstruksi atau membuat sesuatu selama pembelajaran
Implementasi dalam pembelajaran :
Belajar dengan pengalaman konkrit, kontekstual dan bermakna

5.    Cybernetisme
q  Manusia sebagai pemroses informasi dan pembuat respon yang aktif
q  Manusia belajar secara sistematik & sistemik
q  Manusia mengorganisasikan apa yang telah diketahuinya
Implementasi dalam pembelajaran
Belajar secara sistematik dan sistemik untuk mencari, menerima, menyimpan, dan memanfaatkan pengetahuan.

E.    Strategi Penerapan TABOT Dalam Pembelajaran
       Tahapan pembelajaran di SMK secara umum dapat gambarkan melalui gambar diagram alir seperti berikut ini :



Sebelum pembelajaran dilakukan oleh guru, maka guru perlu merancang pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai TABOT di komponen RPP. Sebagai contoh berikut ini penulis sajikan contoh RPP dengan mengimplementasikan TABOT.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran                            :       Menggabungkan Gambar 2 D ke dalam Sajian Multimedia
Kelas / Semester                         :       XII / 1
Pertemuan Ke                             :       1 s.d. 4
Alokasi Waktu                            :       2 X 45 menit
Standar Kompetensi                   :        Menggabungkan Gambar 2 D ke dalam Sajian Multimedia
Kompetensi Dasar                      :       Menggunakan kamera digital
Indikator                                     :
1.       Kamera digital dioperasikan secara benar dengan pertimbangan fokus dan pencahayaan untuk dapat mengambil gambar digital dengan baik
2.       Ditampilkan pemasukan dan pengeluaran software gambar digital yang dipilih dan peralatan serta fitur-fitur program digunakan secara benar
3.       Ditampilkan editing dan manipulasi foto serta penggunaan peralatan dan fitur program secara benar
4.       Foto digital disimpan dan dibuka menggunakan format file yang dipilih


I.     TUJUAN PEMBELAJARAN :
      Pertemuan 1
a.   Siswa mampu Mempelajari manual penggunaan kamera digital dengan cermat
b.   Siswa mampu mendefiniskan menyalakan kamera digital sesuai dengan prosedur
      Pertemuan 2
a.    Siswa mampu mempelajari penggunaan fokus dan efek pencahayaan dalam menghasilkan gambar digital dengan cermat
b.    Siswa mampu mengatur faktor pembukaan lensa, resolusi, mode pencahayaan, brightness dan contratst guna menghasilkan gambar digital seperti yang diinginkan dengan teliti
      Pertemuan 3
a.   Siswa mampu mempelajari penggunaan fokus dan efek pencahayaan dalam menghasilkan gambar digital dengan cermat
b.   Siswa mampu mengatur faktor pembukaan lensa, resolusi, mode pencahayaan, brightness dan contratst guna menghasilkan gambar digital seperti yang diinginkan dengan teliti
            Pertemuan 4
a.    Siswa mampu mempelajari penggunaan fokus dan efek pencahayaan dalam menghasilkan gambar digital dengan cermat
b.    Siswa mampu mengatur faktor pembukaan lensa, resolusi, mode pencahayaan, brightness dan contratst guna menghasilkan gambar digital seperti yang diinginkan dengan teliti

II.  MATERI AJAR :
      Pertemuan 1
  1. Mengidentifikasi tombol-tombol yang terdapat pada kamera digital
  2. Mempelajari penggunaan tombol-tombol yang terdapat pada kamera digital
  3. Mengidentifikasi menu dan fitur yang disediakan oleh kamera digital dengan teliti
  4. Mempelajari penggunaan menu dan fitur yang tersedia di kamera digital
      Pertemuan 2
  1. Mempelajari penggunaan fokus dan efek pencahayaan dalam menghasilkan gambar digital
  2. Mengatur faktor pembukaan lensa, resolusi, mode pencahayaan, brightness dan contratst guna menghasilkan gambar digital seperti yang diinginkan dengan teliti
      Pertemuan 3
  1. Menampilkan editing dan manipulasi foto serta penggunaan peralatan dan fitur program secara benar
  2. Menampilkan foto digital disimpan dan dibuka menggunakan format file yang dipilih
      Pertemuan 4
  1. Mempelajari penggunaan fokus dan efek pencahayaan dalam menghasilkan gambar digital
  2. Mengatur faktor pembukaan lensa, resolusi, mode pencahayaan, brightness dan contratst guna menghasilkan gambar digital seperti yang diinginkan dengan teliti

III. METODE PEMBELAJARAN :
a.   Tanya jawab
b.   Tatap muka / Pertemuan
c.   Diskusi
d.   Demonstrasi / contoh
e.   Evaluasi

IV. LANGKAH-LANGKAH  PEMBELAJARAN : TABOT

      Pertemuan 1
No.
Tahap
Rincian  Kegiatan
Waktu
Ket.
1
Tahap Situasional
Pendahuluan
-      Siswa berdoa sebelum belajar;
-      Mengajukan pertanyaan untuk mengetahui konsep awal siswa tentang materi
1.       Pengetahuan awal siswa ttg software flash
2.       Produk yg dapat dihasilkan melalui software Flash .
3.       Berapa nilai jual hasil produk multimedia dengan flash yang akan dibuat ?
10
Mengimplementasikan (1) Asli; (2) Berbobot; (3) Otentik
2

Tahap Explorasi
Kegiatan Inti
1.    Guru mempersilahkan murid menyiapkan peralatan / kamera;
a.        Mengidentifikasi tombol-tombol yang terdapat pada kamera digital
b.        Mempelajari penggunaan tombol-tombol yang terdapat pada kamera digital
2.    Siswa mempelajari materi pertemuan 1 .
(Merancang dan membuat produk animasi pembelajaran)

3.  Setelah  selesai mempelajari materi, meminta siswa untuk membereskan alat dan dikembalikan ketempat semula
55
Mengimplementasikan (1) Terampil, (2) Berbobot; (3) Otentik dan (4) Terkini
3
Tahap Elaborasi
Membuka forum diskusi atas materi yang telah dipelajari. 
10
Mengimplementasikan (1) Otentik dan (2) Terkini
4
Tahap Konfirmasi
Merefleksikan hasil pembelajaran (mengulang secara garis besar apa yang telah dipelajari)
10
Mengimplementasikan :  Berbobot
5
Evaluasi
Siswa melengkapi jobsheet
45
Mengimplementasikan (1) Otentik dan (2) Terkini
6
Tugas

1.     Memberikan tugas latihan berkelompok di rumah
2.     Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
5
Mengimplementasikan (1) Otentik dan (2) Terkini


V.  ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR :
a.       Kamera digital
b.      Manual penggunaan kamera digital
c.       Buku fotografi
d.      Buku pendukung
e.       Komputer

VI. PENILAIAN
       - Bentuk tes          : Tertulis
       - Bentuk soal        : Pilihan Ganda


Mengetahui,
Kepala SMKN 1 Kota Bengkulu





Dra. Hj. Evriza, M.Pd
NIP. 196407101995032001


Bengkulu,   Juni 2015
Guru Mata Pelajaran,





Paidi, S.Pd., M.TPd
NIP. 197101011999031012


F.    Penutup
Salah satu tujuan pendidikan di SMK adalah adalah menghasilkan lulusan yang dapat terserap di Industri. Untuk itu dibutuhkan pengelolaan pembelajaran yang baik. Guru harus mampu mengembangkan semua komponen pembelajaran di SMK semaksimal mungkin. Guru harus mampu membantu siswa untuk meningkatkan kompetensi yang sesuai dengan keahliannya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran di SMK, penulis mencoba mengembangkan pembelajaran yang penulis beri nama model pembelajaran TABOT.